Mei 2016, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi yaitu sebesar 0,06 persen setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi. Dua kelompok pengeluaran memberikan andil inflasi di Kota Bandar Lampung yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen; dan kelompok sandang sebesar 0,01 persen. Sebaliknya tiga kelompok, yaitu kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun sebesar 0,02 persen, dan kelompok kesehatan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya gula pasir, telur ayam ras, daging ayam ras, kangkung, minyak goreng, bayam, cung kediro, ketimun, tomat sayur, dan wortel.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi Kota Bandar Lampung terjadi karena adanya peningkatan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,52 persen; dan kelompok sandang naik sebesar 0,38 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan mengalami penurunan 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas; bahan bakar turun 0,07 persen, kelompok kesehatan turun 0,27 persen; dan kelompok transpor & komunikasi dan jasa keuangan turun 0,03 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-61 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,67 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Singaraja sebesar 0,02 persen. Deflasi tertinggi dialami Sorong sebesar 0,92 persen, deflasi terendah dialami Maumere sebesar 0,01 persen.
Kota Bandar Lampung, pada Mei 2016 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar -0,45 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,17 persen.