Juni 2016, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi yaitu sebesar 0,75 persen. Seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil inflasi di Kota Bandar Lampung yaitu kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi sebesar 0,53 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen; kelompok sandang memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen; kelompok kesehatan memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen, dan kelompok transpor dan komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil inflasi sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak memberikan andil inflasi.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya cabai merah, angkutan antar kota, tomat sayur, wortel, jengkol, gula pasir, telur ayam ras, cumi-cumi, bawang putih, dan daging ayam ras.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi Kota Bandar Lampung terjadi karena adanya peningkatan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,21 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 0,03 persen; kelompok sandang mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen; kelompok kesehatan naik sebesar 0,30 persen, dan kelompok transpor dan komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,67 persen; sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-37 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 2,14 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Padang sebesar 0,10 persen.
Kota Bandar Lampung, pada Juni 2016 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 0,29 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,21 persen.