Mei 2017, IHK Gabungan Lampung mengalami kenaikan indeks dari 129,66 pada April 2017 menjadi 130,81 pada Mei 2017, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,88 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Mei 2017 adalah sebesar 1,95 persen, dan inflasi year on year (yoy) Mei 2017 adalah sebesar 5,12 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi, yaitu kelompok bahan makanan naik 2,59 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,81 persen; kelompok sandang naik 0,21 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,11 persen. Sebaliknya dua kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok kesehatan turun 0,26 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,07 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Mei 2017, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi Bandar Lampung sebesar 0,89 persen, dan inflasi Metro sebesar 0,86 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-4 dan Kota Metro peringkat ke-5, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 70 kota IHK mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,96 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Bulukumba sebesar 0,02 persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi dialami Manado sebesar 1,13 persen, dan terendah terjadi di Pematang Siantar sebesar 0,01 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi tertinggi, yaitu sebesar 0,63 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Mei 2017 adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,35 persen.