NTP Provinsi Lampung Mei 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 101,52 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 97,25 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 104,23 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 116,12 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt), 111,03 untuk Subsektor Perikanan Tangkap, dan 94,35 untuk Subsektor Perikanan Budidaya. Sedangkan NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 104,58.
Pada Mei 2017, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, antara lain pada komoditas tanaman pangan seperti : gabah, jagung, kacang, ketela pohon, dan ubi jalar. Pada komoditas tanaman hortikultura, seperti cabai merah, beberapa sayuran dan buah seperti alpukat juga mengalami kenaikan harga. Sedangkan untuk beberapa komoditas di subsektor perkebunan, peternakan, dan perikanan mengalami penurunan harga.
Hampir sebagian besar subsektor mengalami penurunan NTP pada Mei 2017, kecuali subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Secara rinci, subsektor pertanian tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen, subsektor tanaman hortikultura naik sebesar 0,75 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,17 persen, subsektor peternakan turun sebesar 0,33 persen, subsektor perikanan tangkap turun sebesar 0,25 persen, dan subsektor perikanan budidaya turun sebesar 0,57 persen. NTP Provinsi Lampung secara gabungan naik sebesar 0,47 persen.
Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Mei 2017, ada 12 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan peningkatan sebesar 1,05 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung yang turun sebesar 1,91 persen.
Mei 2017 di daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,79 persen. Inflasi disebabkan oleh naiknya indeks harga pada hampir seluruh kelompok yaitu kelompok kelompok bahan makanan, kelompok sandang, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, kelompok perumahan, kelompok kesehatan, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami penurunan indeks harga.