Juli 2017, IHK Gabungan Lampung mengalami penurunan indeks dari 130,50 pada Juni 2017 menjadi 131,38 pada Juli 2017, dengan demikian terjadi deflasi sebesar 0,09 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Juli 2017 adalah sebesar 2,40 persen, dan inflasi year on year (yoy) Juli 2017 adalah sebesar 4,30 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, dua kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan turun 0,68 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 1,13 persen. Sebaliknya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi (naik sebesar 0,54 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,21 persen; kelompok sandang sebesar 0,04 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,43 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,07 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Juli 2017, seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi Bandar Lampung sebesar 0,09 persen, dan deflasi Metro sebesar 0,07 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-62 dan Kota Metro peringkat ke-61, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 59 kota IHK mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 2,44 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Meulaboh sebesar 0,01 persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi dialami Merauke sebesar 1,50 persen, dan terendah terjadi di Metro dan Probolinggo sebesar 0,07 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi tertinggi, yaitu sebesar 0,17 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi pada bulan Juli 2017 adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,37 persen.