Februari 2018, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,06 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,17 pada Januari 2018 menjadi 133,25 pada Februari 2018. Empat kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu kelompok bahan makanan memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,03 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen; kelompok sandang sebesar 0,01 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; kelompok kesehatan; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya, beras, bawang putih, tomat sayur, bawang merah, tempe, bensin, nangka muda, upah pembantu rumah tangga, ayam hidup, dan patin. Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-50 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,05 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Palangkaraya sebesar 0,04 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar -0,96 persen dan deflasi terendah terjadi di Lubuklinggau sebesar -0,02 persen.
Kota Bandar Lampung, pada Februari 2018 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) sebesar 1,48 persen, dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,19 persen.