Oktober 2020, Kota Metro mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,30 pada bulan September 2020 menjadi sebesar 105,35 pada bulan Oktober 2020. Inflasi terjadi disebabkan oleh kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran yaitu; kelompok pakaian dan alas kaki dengan inflasi sebesar 0,08; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,48 persen; kesehatan dengan inflasi sebesar 0,58 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,35; kelompok pendidikan 0,14; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,07 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,19 persen. Sebaliknya, tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 0,03 persen; dan kelompok transportasi sebesar 0,01 persen.
Berdasarkan komoditas yang dominan memberikan andil dalam pembentukan inflasi bulan Oktober 2020, tercatat bahwa cabai merah menjadi komoditas paling besar andilnya terhadap inflasi umum. Andil komoditas cabai merah terhadap inflasi sebesar 0,1165. Komoditas lainnya yang juga cukup besar andilnya terhadap inflasi adalah Emas Perhiasan sebesar 0,0387 persen; bawang merah sebesar 0,0373; dan minyak goreng sebesar 0,0352 persen. Sementara komoditas yang mengalami deflasi dengan andil tertinggi adalah ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ ikan aso-aso sebesar -0,0448 persen.
Bulan Oktober 2020, inflasi Kota Metro menempati peringkat ke-57 dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 90 kota IHK di Indonesia, 66 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,18 persen.