Februari 2016, IHK Gabungan Lampung mengalami penurunan indeks dari 125,24 pada Januari 2016 menjadi 124,78 pada Februari 2016, dengan demikian terjadi deflasi sebesar 0,36 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Februari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen, dan inflasi year on year (yoy) Februari 2016 adalah sebesar 5,29 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, ada tiga kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan yang turun 1,26 persen; kelompok tarnsport, komunikasi dan jasa keuangan 0,34 persen; dan kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar 0,29 persen. Empat kelompok lainnya mengalami inflasi yaitu kelompok kesehatan naik 0.43 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,24 persen; dan kelompok sandang naik 0,14 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Februari 2016, Bandar lampung mengalami deflasi dan Metro mengalami inflasi. Deflasi Bandar Lampung sebesar 0,51 persen, sedangkan inflasi Metro sebesar 0,42 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-74 dan Kota Metro peringkat ke-5, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 52 kota mengalami deflasi dan 30 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Deflasi tinggi dialami Merauke sebesar 2,45 persen, deflasi rendah dialami Sibolga sebesar 0,02 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 1,26 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang deflasi terbesar adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,17 persen.