Maret 2016, IHK Gabungan Lampung mengalami peningkatan indeks dari 124,78 pada Februari 2016 menjadi 125,32 pada Maret 2016, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,44 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen, dan inflasi year on year (yoy) Maret 2016 adalah sebesar 5,29 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan yang naik 1,43 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,42 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,28 persen; kelompok kesehatan naik 0,19 persen; kelompok sandang naik 0,15 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,05 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Maret 2016, Bandar Lampung dan Metro mengalami inflasi. Inflasi Bandar Lampung sebesar 0,49 persen, sedangkan inflasi Metro sebesar 0,13 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-13 dan Kota Metro peringkat ke-43, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukiitinggi sebesar 1,18 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Tangerang sebesar 0,02 persen. Deflasi tinggi dialami Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen, deflasi rendah dialami Mamuju sebesar 0,02 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi sebesar 1,43 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 20,52 persen.