November 2016, IHK Gabungan Lampung mengalami peningkatan indeks dari 126,94 pada Oktober 2016 menjadi 127,52 pada November 2016, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,46 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) November 2016 mengalami inflasi sebesar 2,15 persen, dan inflasi year on year (yoy) November 2016 adalah sebesar 3,29 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan naik 1,56 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,19 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,06 persen; kelompok kesehatan naik 0,12 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,20 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami deflasi (turun 0,27 persen), dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun sebesar 0,02 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada November 2016, Bandar Lampung dan Metro mengalami inflasi. Inflasi Bandar Lampung sebesar 0,43 persen, dan inflasi Metro sebesar 0,60 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-48 dan Kota Metro peringkat ke-26, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 2,86 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Singkawang sebesar 0,05 persen. Deflasi tinggi dialami Bau-Bau sebesar 1,54 persen, deflasi rendah dialami Kendari sebesar 0,22 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,38 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,43 persen.