Pada Mei 2018, Kota Metro mengalami deflasi sebesar 0,33 persen karena adanya penurunan indeks dari 138,18 pada April 2018 menjadi 137,73 pada Mei 2018. Tiga kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,4178 persen; diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0075 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0056 persen. Sebaliknya, kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan inflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,0747 persen; diikuti kelompok perumahan, air, listrik gas dan bahan bakar sebesar 0,0170 persen; selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 0,0108 dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0004 persen.
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya beras, bawang putih, cabai merah, gula pasir, kentang, cabai rawit, semen, televisi berwarna, wortel dan ikan asin belah.
Inflasi Kota Metro menempati peringkat ke-77 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 64 kota IHK mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,88 persen dan inflasi terendah dialami Purwokerto sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,99 persen dan deflasi terendah terjadi di Pematang Siantar sebesar 0,01 persen.
Kota Metro, pada Mei 2018 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (Point to Point) adalah sebesar 0,39 persen dan inflasi year on year (YoY) adalah sebesar 1,32 persen.