Pada Agustus 2018, Kota Metro mengalami inflasi sebesar 0,20 persen karena adanya kenaikan indeks dari 138,37 pada Juli 2018 menjadi 138,65 pada Agustus 2018. Lima kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,3211 persen; diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,0348 persen; kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0129 persen; kelompok sandang sebesar 0,0094 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,0039 persen. Sebaliknya, kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,1573 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0204 persen.
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya sekolah menengah atas, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, beras, daging ayam ras, kembung, upah pembantu RT, tomat sayur, daun singkong dan sabun detergen.
Inflasi Kota Metro menempati peringkat ke-14 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 30 kota IHK mengalami inflasi dan 52 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,62 persen dan inflasi terendah dialami Medan dan Padangsidimpuan sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 2,49 persen dan deflasi terendah terjadi di Jember sebesar 0,01 persen.
Kota Metro, pada Agustus 2018 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (Point to Point) adalah sebesar 1,06 persen dan inflasi year on year (YoY) adalah sebesar 1,72 persen.