Bulan Februari 2016, memasuki bulan ke-2 di tahun 2016 Kota Metro kembali mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya inflasi didominasi oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan sumbangan inflasi sebesar 0,2575 persen. Penyebab utama inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar disebabkan oleh kenaikan indeks pada subkelompok biaya tempat tinggal.
Selanjutnya kelompok pengeluaran berikutnya yang menjadi penyebab inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan andil inflasi 0,2007 persen dan kelompok sandang yang memberikan sumbangan inflasi 0,0172 persen. Sementara itu, 4 (empat) kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi yakni kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,0342 persen; kelompok bahan makanan dengan andil deflasi 0,0240 persen; kelompok kesehatan yang memberikan sumbangan deflasi 0,0012 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan andil deflasi 0,0008 persen. Perubahan indeks pada ketujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Metro sebesar 0,42 persen.
Komoditas yang memberikan andil inflasi cukup besar selama bulan Februari 2016 diantaranya adalah upah tukang bukan mandor, nasi dengan lauk, gula pasir, kangkung, bawang putih, pasir, sewa rumah, sate, upah pembantu rumah tangga dan kontrak rumah.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Februari 2016, inflasi Kota Metro disebabkan oleh adanya peningkatan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,16 persen;kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami kenaikan indeks sebesar 1,20 persen serta kelompok sandang yang naik 0,31 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks dan menahan laju inflasi yakni kelompok bahan makanan dengan deflasi 0,08 persen; kelompok kesehatan dengan deflasi 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan deflasi 0,02 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan deflasi 0,28 persen.
Kota Metro menempati peringkat 5 secara nasional. Dari 82 kota, 30 kota mengalami inflasi dan 52 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen, sedangkan inflasi terendah di Banda Aceh dengan inflasi sebesar 0,02 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,95 persen dan deflasi paling rendah di Sibolga 0,02 persen.