Bulan September 2016, memasuki bulan ke-9 di tahun 2016, Kota Metro mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya inflasi didominasi oleh kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0862 persen. Penyebab utama inflasi pada kelompok bahan makanan yang disebabkan oleh kenaikan indeks pada sub kelompok jasa pendidikan. Selanjutnya kelompok pengeluaran berikutnya yang menjadi penyebab inflasi adalah kelompok bahan makanan dengan andil inflasi sebesar 0,0746 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan andil inflasi sebesar 0,0164 persen; kelompok kesehatan dengan andil inflasi 0,0087 persen dan kelompok sandang dengan andil inflasi 0,0020 persen. Sementara kelompok yang menahan laju inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil deflasi 0,0356 persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,0018 persen. Perubahan indeks pada kelompok-kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Metro sebesar 0,15 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi cukup besar selama bulan September 2016 diantaranya adalahcabai merah, beras, biaya Akademi/Perguruan Tinggi, bawang putih, daging ayam ras, tarip listrik, kangkung,dencis, minyak goreng dan cumi-cumi.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan
September 2016, inflasi Kota Metro disebabkan oleh adanya kenaikan indeks pada kelompok pendidikan,rekreasi dan olahraga dengan inflasi sebesar 1,17 persen; kelompok bahan makanan dengan inflasi 0,25 persen; kelompok kesehatan dengan inflasi 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan inflasi 0,07 persen dan kelompok sandang yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok yang menahan laju inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan deflasi 0,20 persen serta kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi 0,02 persen.
Pada September 2016, berdasarkan penghitungan inflasi dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 58 kota yang mengalami inflasi dan 24 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Purwokerto dan Banyuwangi dengan inflasi sebesar 0,02 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,06 persen,sedangkan deflasi terendah terjadi di Kendari dengan deflasi sebesar 0,01 persen. Kota Metro dengan inflasi 0,15 persen menempati peringkat 39 secara nasional.