Tanggal Rilis | : | 3 Oktober 2017 |
Ukuran File | : | 0.73 MB |
Abstraksi
Bulan September 2017,
memasuki bulan kesembilan di tahun
2017, Kota Metro mengalami
inflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya inflasi didominasi
oleh kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan sumbangan inflasi sebesar
0,1418 persen; diikuti oleh kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0261;
kemudian diikuti oleh kelompok sandang dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0191
dan diikuti oleh kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan
sumbangan inflasi sebesar 0,0093 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi di Kota
Metro pada bulan
September 2017 yaitu kelompok
bahan makanan dengan sumbangan deflasi sebesar 0,0764 persen; diikuti oleh
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan sumbangan deflasi
sebesar 0,0096 persen dan diikuti oleh kelompok kesehatan dengan sumbangan
deflasi sebesar 0,0076 persen. Perubahan indeks pada ketujuh kelompok pengeluaran
tersebut menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Metro sebesar 0,10 persen.
Komoditas
yang memberikan andil inflasi cukup besar selama bulan September 2017
diantaranya adalah bahan bakar rumah tangga, beras, bimbingan belajar,
cumi-cumi, tomat sayur, daging ayam kampung, cabe hijau, apel, ikan asin belah
dan bayam. Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September
2017, inflasi di Kota Metro disebabkan oleh adanya kenaikan indeks pada kelompok perumahan,
air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,61 persen; kelompok
sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang masing-masing mengalami
inflasi 0,34 persen serta
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi 0,08
persen. Sementara itu, kelompok yang menahan laju inflasi adalah kelompok bahan
makanan dengan deflasi 0,27 persen; kelompok kesehatan dengan deflasi 0,11
persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan deflasi
0,05 persen .
Pada
September 2017,
berdasarkan
penghitungan inflasi dari 82
kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 50 kota yang mengalami inflasi dan 32 kota yang
mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Tual sebesar
1,59 persen, sedangkan inflasi
terendah terjadi di Mamuju
dengan inflasi
sebesar 0,01
persen. Sementara itu, deflasi
tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,04 persen, sedangkan deflasi terendah
terjadi di Tembilahan
sebesar 0,01
persen. Kota Metro dengan inflasi
0,10 persen menempati peringkat 39 secara nasional. Dari
23 kota di pulau Sumatera, inflasi
tertinggi terjadi di Medan sebesar 1,08 persen dan terendah terjadi di
Dumai yaitu sebesar 0,05 persen. Sementara
itu, deflasi
tertinggi terjadi di Tanjung
Pandan sebesar 0,87 persen dan deflasi terendah terjadi di Tembilahan sebesar
0,01 persen. Kota
Metro dengan inflasi 0,10 persen menduduki peringkat ke-15 di pulau Sumatera.
Berita Resmi Statistik Terkait
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota Metro (Statistics of Metro City)Jl. AR Prawiranegara Metro Lampung
Telp (62-725) 41758
7850853
Email: bps1872@bps.go.id
Fax (0725) 7850853