Bulan Maret 2016, memasuki bulan ke-3 di tahun 2016 Kota Metro kembali mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya inflasi didominasi oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0717 persen. Penyebab utama inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau disebabkan oleh kenaikan indeks pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol. Selanjutnya kelompok pengeluaran yang menjadi penyebab inflasi adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar dengan andil inflasi 0,0344 persen; kelompok kesehatan dengan andil inflasi 0,0093 persen; kelompok sandang yang memberikan sumbangan inflasi 0,0089 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan andil inflasi 0,0080. Kelompok pengeluaran berikutnya yaitu kelompok bahan makanan dengan andil inflasi 0,0076 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi yakni kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,0093 persen. Perubahan indeks pada ketujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Metro sebesar 0,13 persen.
Komoditas yang memberikan andil inflasi cukup besar selama bulan Maret 2016 diantaranya adalah bawang merah, bawang putih, lele, cabai merah, air kemasan, baru bata, pasir, tomat sayur, cabai rawit, dan ayam hidup.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret 2016, inflasi Kota Metro disebabkan oleh adanya peningkatan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,40 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,17 persen; kelompok sandang yang naik 0,15 persen; kelompok kesehatan dengan inflasi 0,13 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan inflasi 0,12 persen dan kelompok bahan makanan dengan inflasi 0,03 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks dan menahan laju inflasi yakni kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan deflasi 0,08 persen.
Kota Metro menempati peringkat 43 secara nasional. Dari 82 kota, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi sebesar 1,18 persen, sedangkan inflasi terendah di Singkawang dengan inflasi sebesar 0,02 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen dan deflasi paling rendah di Meulaboh 0,07 persen.
Kota Metro pada Maret 2016 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) sebesar 1,20 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) adalah sebesar 4,83 persen