Tanggal Rilis | : | 4 September 2017 |
Ukuran File | : | 0.75 MB |
Abstraksi
Bulan Agustus 2017,
memasuki bulan kedelapan di tahun
2017, Kota Metro kembali
mengalami deflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya deflasi didominasi
oleh kelompok
bahan makanan dengan sumbangan deflasi sebesar 0,3374 persen diikuti oleh
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan sumbangan deflasi 0,0848
persen; kemudian diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau dengan sumbangan deflasi 0,0347 persen. Sedangkan kelompok
pengeluaran yang menahan laju deflasi di Kota
Metro pada bulan
Agustus 2017 yaitu kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan sumbangan inflasi sebesar 0,2811
persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan sumbangan
inflasi sebesar 0,0258 persen; kelompok sandang dengan sumbangan inflasi sebesar
0,0144 persen dan kelompok kesehatan dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0094
persen. Perubahan indeks pada ketujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan
terjadinya deflasi di Kota Metro sebesar 0,13 persen.
Komoditas
yang memberikan andil deflasi cukup besar selama bulan Agustus 2017 diantaranya
adalah bawang merah, bawang putih, angkutan antar kota, daging ayam ras, cabe
hijau, cabai rawit, gula pasir, makanan ringan/snack, cabai merah dan minyak
goreng. Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Agustus
2017, deflasi di Kota Metro disebabkan oleh adanya penurunan indeks pada kelompok bahan
makanan yang mengalami deflasi 1,18 persen; kelompok transport, komunikasi dan
jasa keuangan yang mengalami deflasi 0,72 persen dan kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau yang mengalami deflasi 0,20 persen. Sementara itu,
kelompok yang menahan laju deflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga yang mengalami inflasi 3,82 persen, kelompok sandang dengan inflasi
0,25 persen; kelompok kesehatan dengan inflasi 0,14 persen dan kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,08 persen.
Pada
Agustus 2017,
berdasarkan
penghitungan inflasi dari 82
kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 35 kota yang mengalami inflasi dan 47 kota yang
mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen, sedangkan inflasi terendah
terjadi di Batam
dengan inflasi
sebesar 0,01
persen. Sementara itu, deflasi
tertinggi terjadi di Ambon sebesar 2,08 persen, sedangkan deflasi terendah
terjadi di Samarinda
sebesar 0,03
persen. Kota Metro dengan deflasi
0,13 persen menempati peringkat 41 secara nasional. Dari
23 kota di pulau Sumatera, inflasi
tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen dan terendah terjadi di
Batam yaitu sebesar 0,01 persen. Sementara
itu, deflasi
tertinggi terjadi di Pangkal
Pinang sebesar 0,78 persen dan deflasi terendah terjadi di Metro sebesar 0,13
persen. Kota
Metro dengan deflasi 0,13 persen menduduki peringkat
ke-16
di pulau Sumatera.
Berita Resmi Statistik Terkait
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota Metro (Statistics of Metro City)Jl. AR Prawiranegara Metro Lampung
Telp (62-725) 41758
7850853
Email: bps1872@bps.go.id
Fax (0725) 7850853