Tanggal Rilis | : | 1 Agustus 2017 |
Ukuran File | : | 0.77 MB |
Abstraksi
Bulan Juli 2017,
memasuki bulan ketujuh di tahun
2017, Kota Metro mengalami
deflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya deflasi didominasi
oleh kelompok
bahan makanan dengan sumbangan deflasi sebesar 0,1087 persen diikuti oleh
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan sumbangan deflasi 0,0923
persen; kemudian diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar dengan sumbangan deflasi 0,0267 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan laju deflasi di Kota
Metro pada bulan
Juli 2017 yaitu kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,0996
persen diikuti oleh kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan andil
inflasi sebesar 0,0360 persen; kemudian diikuti oleh kelompok sandang dengan
andil inflasi 0,0202 persen dan kelompok kesehatan dengan andil inflasi 0,0009
persen. Perubahan indeks pada ketujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan
terjadinya deflasi di Kota Metro sebesar
0,07 persen.
Komoditas
yang memberikan andil deflasi cukup besar selama bulan Juli 2017 diantaranya
adalah bawang putih, angkutan antar kota, jeruk, cabai merah, semen, cabe
hijau, cumi-cumi, bahan bakar rumah tangga, daging ayam kampung dan gula pasir.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juli 2017, deflasi
di Kota Metro disebabkan oleh adanya penurunan indeks pada kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi 0,78 persen; kelompok bahan
makanan yang mengalami deflasi 0,38 persen dan kelompok perumahan, air, listrik
gas dan bahan bakar yang mengalami deflasi 0,12 persen. Sementara itu, kelompok
yang menahan laju deflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau yang mengalami inflasi 0,58 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga yang mengalami inflasi 0,49 persen; kelompok sandang yang mengalami
inflasi 0,35 persen dan kelompok kesehatan yang mengalami inflasi 0,01 persen.
Pada
Juli 2017,
berdasarkan
penghitungan inflasi dari 82
kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 59 kota yang mengalami inflasi dan 23 kota yang
mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar
2,44 persen, sedangkan inflasi
terendah terjadi di Meulaboh
dengan inflasi
sebesar 0,01
persen. Sementara itu, deflasi
tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,50 persen, sedangkan deflasi terendah
terjadi di Probolinggo
dan Metro dengan deflasi sebesar 0,07
persen. Kota Metro dengan deflasi
0,07 persen menempati peringkat 61 secara nasional. Dari
23 kota di pulau Sumatera, inflasi
tertinggi terjadi di Pekanbaru sebesar 0,58 persen dan terendah terjadi di
Meulaboh yaitu sebesar 0,01 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Padangsidimpuan
sebesar 0,50 persen dan deflasi terendah terjadi di Metro sebesar 0,07 persen. Kota
Metro dengan deflasi 0,07 persen menduduki peringkat ke-16 di pulau Sumatera.
Berita Resmi Statistik Terkait
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota Metro (Statistics of Metro City)Jl. AR Prawiranegara Metro Lampung
Telp (62-725) 41758
7850853
Email: bps1872@bps.go.id
Fax (0725) 7850853