April 2016, IHK Gabungan Lampung mengalami penurunan indeks dari 125,32 pada Maret 2016 menjadi 124,37 pada April 2016, dengan demikian terjadi deflasi sebesar 0,76 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) April 2016 mengalami inflasi sebesar -0,38 persen, dan inflasi year on year (yoy) April 2016 adalah sebesar 3,80 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, empat kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan yang turun 1,90 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar turun 0,21 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga turun 0,08 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 1,70 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,34 persen, dan kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tidak mengalami perubahan indeks.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada April 2016, Bandar Lampung dan Metro mengalami deflasi. Deflasi Bandar Lampung sebesar 0,76 persen, dan deflasi Metro sebesar 0,80 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-68 dan Kota Metro peringkat ke-69, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 5 kota mengalami inflasi dan 77 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,45 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Banjarmasin sebesar 0,04 persen. Deflasi tinggi dialami Sibolga sebesar 1,79 persen, deflasi rendah dialami Singaraja sebesar 0,06 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi terbesar yaitu 0,47 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang deflasi terbesar adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,38 persen.