Mei 2016, IHK Gabungan Lampung mengalami peningkatan indeks dari 124,37 pada April 2016 menjadi 124,43 pada Mei 2016, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,05 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Mei 2016 mengalami inflasi sebesar -0,33 persen, dan inflasi year on year (yoy) Mei 2016 adalah sebesar 3,15 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, empat kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan yang turun 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar turun 0,07 persen; kelompok kesehatan turun 0,21 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,04 persen. Sebaliknya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,51 persen, dan kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,34 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Mei 2016, Bandar Lampung mengalami inflasi dan Metro mengalami deflasi. Inflasi Bandar Lampung sebesar 0,06 persen, dan deflasi Metro sebesar 0,02 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-61 dan Kota Metro peringkat ke-69, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,67 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Singaraja sebesar 0,02 persen. Deflasi tinggi dialami Sorong sebesar 0,92 persen, deflasi rendah dialami Maumere sebesar 0,01 persen.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,09 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,07 persen.