Oktober 2017, Kota Metro mengalami inflasi sebesar 0,23 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 136,45 pada bulan September 2017 menjadi 136,77 pada Oktober 2017. Empat kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,1559 persen; diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0333 persen; selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0269 dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan andil inflasi sebesar 0,0261 persen. Sebaliknya, kelompok sandang memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,0041 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0029 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,0007 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya beras, cabai merah, semen, biaya Akademik/ Perguruan Tinggi, Rokok Kretek Filter, Cabe Hijau, Jeruk, Gula Pasir, tahu mentah dan sepeda anak.
Inflasi Kota Metro menempati peringkat ke-13 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, 44 kota IHK mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,05 persen dan inflasi terendah dialami Cilegon sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 1,31 persen, deflasi terendah terjadi di Palopo sebesar 0,01 persen.
Kota Metro, pada Oktober 2017 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (Point to Point) adalah sebesar 2,01 persen dan inflasi year on year (YoY) adalah sebesar 2,75 persen.