November 2020, Kota Metro mengalami inflasi sebesar 0,40 persen. Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,35 pada bulan Oktober 2020 menjadi sebesar 105,77 pada bulan November 2020. Inflasi terjadi disebabkan oleh kenaikan harga pada tujuh kelompok pengeluaran yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,34; pakaian dan alas kaki dengan inflasi sebesar 0,08; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,13 persen; kesehatan dengan inflasi sebesar 0,17 persen; kelompok transportasi sebesar 0,12; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,05 persen. Sebaliknya, satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,08 persen. Sementara itu kelompok yang tidak
mengalami perubahan harga adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Berdasarkan komoditas yang dominan memberikan andil dalam pembentukan inflasi bulan November 2020, tercatat bahwa tomat menjadi komoditas paling besar andilnya terhadap inflasi umum. Andil komoditas tomat terhadap inflasi sebesar 0,0676 persen. Komoditas lainnya yang juga cukup besar andilnya terhadap inflasi adalah telur ayam ras sebesar 0,0623 persen; bawang merah sebesar 0,0555 persen; dan daging ayam ras sebesar 0,0472 persen. Sementara komoditas yang mengalami deflasi dengan
andil tertinggi adalah terong sebesar 0,0260 persen.
Bulan November 2020, inflasi Kota Metro menempati peringkat ke- 27 dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 90 kota IHK di Indonesia, 83 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,15 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,22 persen.