Bulan April 2016, memasuki bulan ke-4 di tahun 2016 Kota Metro mengalami deflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya deflasi didominasi oleh kelompok bahan makanan dengan sumbangan deflasi sebesar 0,4977 persen. Penyebab utama deflasi pada kelompok bahan makanan disebabkan oleh penurunan indeks pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya; subkelompok bumbu-bumbuan; subkelompok ikan segar; subkelompok sayu-sayuran dan sub kelompok kacang-kacangan. Selanjutnya kelompok pengeluaran berikutnya yang menjadi penyebab deflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,2521 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar dengan andil deflasi 0,0653 persen; dan kelompok kesehatan yang memberikan sumbangan deflasi 0,0064 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran yang menahan laju deflasi yakni kelompok sandang dengan andil inflasi 0,0111 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,0070 persen. Pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks. Perubahan indeks pada kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya deflasi di Kota Metro sebesar 0,80 persen.
Komoditas yang memberikan andil deflasi cukup besar selama bulan April 2016 diantaranya adalah beras, bensin, telur ayam ras, cabai merah, solar, kembung, bawang putih, semen, cumi-cumi, kentang.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan April 2016, deflasi Kota Metro disebabkan oleh adanya penurunan indeks pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan deflasi sebesar 2,09 persen; kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan indeks sebesar 1,70 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang turun 0,31 persen dan kelompok kesehatan dengan deflasi 0,09 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks dan menahan laju deflasi yaitu kelompok sandang dengan inflasi 0,20 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, yang mengalami inflasi sebesar 0,04 persen.
Kota Metro menempati peringkat 69 secara nasional. Dari 82 kota, 77 kota mengalami deflasi dan 5 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,79 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Singaraja dengan deflasi sebesar 0,06 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,45 persen dan inflasi paling rendah di Banjarmasin 0,04 persen.
Kota Metro pada April 2016 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) sebesar inflasi 0,38 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) adalah sebesar 3,88 persen