Tanggal Rilis | : | 6 Maret 2017 |
Ukuran File | : | 0.72 MB |
Abstraksi
Bulan Februari 2017,
memasuki bulan kedua di tahun
2017, Kota Metro mengalami
inflasi.
Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya inflasi didominasi
oleh kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan sumbangan inflasi sebesar
0,2046 persen diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
dengan sumbangan inflasi 0,1205 persen dan diikuti oleh kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan dengan sumbangan inflasi 0,0787 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi di Kota
Metro pada bulan
Februari 2017 yakni kelompok
bahan makanan dengan andil deflasi sebesar 0,1082 persen, diikuti oleh kelompok
sandang dengan andil deflasi sebesar 0,0108 persen. Kemudian diikuti oleh
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami deflasi dengan andil
sebesar 0,0036 persen dan kelompok kesehatan yang mengalami deflasi dengan
andil 0,0025 persen. Perubahan indeks pada ketujuh kelompok pengeluaran
tersebut menyebabkan terjadinya inflasi
di Kota Metro sebesar 0,28 persen
Komoditas yang memberikan andil inflasi cukup besar selama
bulan Februari 2017 diantaranya adalah tarif listrik, bawang merah, sepeda
motor, rokok kretek filter, daging ayam ras, gula pasir, soto, bawang putih,
minyak goreng, dan cabai rawit. Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Februari 2017, inflasi Kota Metro disebabkan oleh adanya kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,94 persen; kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau dengan inflasi 0,68 persen; kelompok transportasi
dan komunikasi dan jasa keuangan dengan inflasi 0,67 persen. Sementara itu,
kelompok yang menahan laju inflasi adalah kelompok bahan makanan yang mengalami
deflasi 0,37 persen; kelompok sandang dengan deflasi 0,17 persen serta kelompok
kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing dengan
deflasi 0,04 persen.
Pada Februari 2017, berdasarkan
penghitungan inflasi dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 62 kota yang mengalami inflasi dan 20 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi
terjadi di Manado sebesar 1,16 persen, sedangkan inflasi terendah
terjadi di Ternate dengan inflasi sebesar 0,03 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Jambi sebesar 1,40 persen,
sedangkan deflasi
terendah terjadi di Bungo dengan deflasi sebesar 0,02 persen. Kota Metro dengan
inflasi 0,28 persen menempati peringkat 43 secara nasional. Dari 23 kota di pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di
Dumai sebesar 1,12
persen dan terendah terjadi di Batam sebesar 0,09 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Jambi sedangkan deflasi terendah
terjadi di Bungo. Kota Metro dengan inflasi 0,28 persen menduduki
peringkat ke-6 di pulau Sumatera.
Berita Resmi Statistik Terkait
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota Metro (Statistics of Metro City)Jl. AR Prawiranegara Metro Lampung
Telp (62-725) 41758
7850853
Email: bps1872@bps.go.id
Fax (0725) 7850853